Advertisement

Responsive Advertisement

Islamisasi di Gowa-Tallo (1601-1607)

 Oleh Navin Fenadi

Sumber gambar: https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x465/photo/2022/06/17/collectie_tropenmuseum_de_wonij-20220617070950.jpg

Awal Mula Islam Masuk ke Wilayah Gowa-Tallo.

Penyebaran Islam di Nusantara berlangsung tidak merata. Ajaran agama dari Jazirah Arab ini tidaklah masuk secara bersamaan ke seluruh penjuru Nusantara. Masuknya Islam ke Sulawesi Selatan, termasuk Kerajaan Gowa contohnya, bisa dikatakan terlambat dibandingkan dengan wilayah Sumatera dan Jawa. Jika di kedua wilayah tersebut Islam telah berkembang pesat sejak abad ke-10, pengaruh Islam di Sulawesi baru muncul sekitar abad ke-16. Penyebabnya adalah kegiatan dagang di sana baru ramai akhir abad ke-16 hingga permulaan abad ke-17.

Dijelaskan Ahmad M. Se wang dalam Islamisasi Kerajaan Gowa: Abad XVI sampai Abad XVII, para pedagang Muslim dari berbagai daerah di Nusantara, serta pedagang Eropa baru ramai mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di   Sulawesi Selatan pada periode abad tersebut. Aktifitas dagang inilah yang mempengaruhi tumbuhnya Islam di Jawa dan Sumatera. Sehingga ketika Sulawesi mulai ramai dikunjungi, persebaran Islam di Gowa pun mulai meningkat.

Menurut Mattulada dalam “Islam di Sulawesi Selatan” dimuat dalam Agama dan Perubahan Sosial karya Taufik Abdullah, keberadaan pemukiman Muslim pertama di Makassar diketahui pada masa pemerintahan Raja Gowa X Tonipalangga (1546-1565). Penduduk Muslim pertama di Sulawesi Selatan itu mayoritas berasal dari Campa, Patani, Johor, dan Minangkabau. Mereka adalah para pedagang yang melakukan aktifitas dagang di pelabuhan Makassar, yang ketika itu dikenal sebagai tempat singgah para pelaut yang ingin ke Maluku ataupun ke Sumatera.

Alasan Kerajaan Gowa-Tallo Menjadi Kerajaan Islam.

Raja yang pertama memeluk Islam di Sulawesi Selatan, bukanlah raja Gowa, tapi raja Tallo terlebih dahulu. Seperti diketahui raja Tallo merangkap juga mangkubumi Kerajaan Gowa. Adapun raja Tallo yang pertama kali memeluk Islam adalah Karaeng Matoaya.

 

Karaeng Matoaya sendiri merupakan raja Tallo ke-8. Gelarnya pun sudah mencerminkan unsur Islam pada saat itu: Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga ri Agama. Memeluk Islam pada 22 September 1605.

Karaeng Matoaya sendiri, orang yang mengajak keponakannya, I Mangngarangngi Daeng Manra’bia untuk memeluk Islam. Daeng Manra’bia ini adalah raja Gowa ke-14. Setelah masuk Islam bernama Sultan Alaudin. Ia memerintah Kerajaan Gowa tahun 1593-1639.

Setelah kedua raja tersebut memeluk agama Islam, Kerajaan Gowa-Tallo menjadi pusat penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Raja-rajanya setelah itu bergelar sultan, gelar raja yang umumnya dipakai dikebanyakan kerajaan bercorak Islam. Ditilik dari masa pemerintahan raja pertama yang memeluk Islam, diperkirakan awal abad ke-17, Kerajaan Gowa sudah bercorak Islam.

Setelah Sultan Alauddin menjadi Muslim, Islam pun ditahbiskan menjadi agama resmi kerajaan. Hal ini menimbulkan konsekuensi, kerajaan-kerajaan taklukan Gowa pun wajib memeluk Islam. Sementara, kerajaan-kerajaan yang tidak mau memeluk Islam dianggap tak mematuhi pesan Sultan Alauddin yang juga adalah kakek dari Sultan Hasanuddin.

Tahun Kearajaan Gowa-Tallo Merubah Kerajaan Mereka Menjadi Kerajaan Islam.

Perubahan Kerajaan Gowa Tallo sebagai kerajaan Islam terjadi pada tahun 1607. Pasalnya Daeng Manrabbia yang memeluk agama Islam sebagai pemimpin kerajaan ini mengubah bentuk kerajaan menjadi Kesultanan Gowa Tallo. Masa ini bahkan menyebabkan ambisi untuk menaklukan wilayah lain menjadi sistem penyebaran agama.

Meski demikian, kondisi ini sempat menjadi polemik yang terjadi di kalangan etnis Makassar dan Bugis. Kerajaan tetangga seperti Wajo, Soppeng, Bone dan Luwu yang menolak ajakan untuk memeluk agama Islam bahkan juga berhasil ditaklukan dengan mudah.

Perubahan kerajaan menjadi Islam ini menghadirkan ketentraman di tanah Makassar dan Bugis. Bahkan sejarah Kerajaan Gowa Tallo juga sempat memperoleh masa kejayaan, ketika kerajaan ini dipimpin oleh Karaeng Bonto Mangape atau dikenal dengan nama Sultan Hasanuddin.

Penutup

Masuknya Islam ke Kerajaan Gowa bisa dikatakan terlambat dibandingkan di wilayah Sumatera dan Jawa. pengaruh Islam di Sulawesi baru muncul sekitar abad ke-16. Penyebabnya adalah kegiatan dagang di sana baru ramai akhir abad ke-16 hingga permulaan abad ke-17.

Para pedagang Muslim dari berbagai daerah di Nusantara, serta pedagang Eropa baru ramai mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di   Sulawesi Selatan pada periode abad tersebut. Sulawesi mulai ramai dikunjungi, persebaran Islam di Gowa pun mulai         meningkat.

Raja yang pertama memeluk Islam di Sulawesi Selatan adalah Raja Tallo. Raja Tallo yang pertama kali memeluk Islam adalah Karaeng Matoaya. Karaeng Matoaya sendiri merupakan raja Tallo ke-8. Gelarnya pun sudah mencerminkan unsur Islam pada saat itu: Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga ri Agama. Memeluk Islam pada 22 September 1605. Setelah masuk Islam Karaeng Matoaya mengajak keponakannya untuk masuk Islam juga .Daeng Manra’bia adalah raja Gowa ke-14. Setelah masuk Islam bernama Sultan Alaudin. Ia memerintah Kerajaan Gowa tahun 1593-1639.

Setelah kedua raja tersebut memeluk agama Islam, Kerajaan Gowa-Tallo menjadi pusat penyebaran Islam di Sulawesi Selatan. Setelah Sultan Alauddin menjadi Muslim, Islam pun ditahbiskan menjadi agama resmi kerajaan.

Perubahan Kerajaan Gowa Tallo sebagai kerajaan Islam terjadi pada tahun 1607. Pasalnya Daeng Manrabbia yang memeluk agama Islam sebagai pemimpin kerajaan ini mengubah bentuk kerajaan menjadi Kesultanan Gowa Tallo.

Sumber:

https://historia.id/agama/articles/riwayat-kedatangan-islam-di-gowa-vXlod/page/1

https://washilah.com/2019/11/masuknya-islam-ke-tanah-gowa/

https://daihatsu.co.id/tips-and-event/tips-sahabat/detail-content/mengulik-awal-sejarah-kerajaan-gowa-tallo-dan-masa-kemunduran/

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar