Advertisement

Responsive Advertisement

Peran Uli Lima dan Uli Siwa dalam Perdagangan Rempah-Rempah di Maluku

 Oleh Abigail Raisha Aditya

Sumber gambar: https://asset.kompas.com/crops/Bc4nMlcJAdXc3buXLZe0s68Wa2U=/6x24:310x226/750x500/data/photo/2020/06/16/5ee8b49d0e48b.jpg

Latar Belakang Munculnya Uli Lima dan Uli Siwa

Maluku merupakan pulau yang terkenal dengan penghasil rempah-rempah. Sejak dulu, rempah-rempah merupakan komoditas perdaganganyang laku dipasar dunia. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan yang berkembang menjadi kerajaan yang kuat dan makmur. Kedua kerajaan tersebut memiliki posisi yang penting dalam situasi politik, ekonomi, dan militer.

Kedua kerajaan tersebut berkembang menjadi kuat dan makmur, timbul persaingan dagang antara dua kerajaan tersebut. Karena itu, sekitar abad ke-17 muncul dua persekutuan yang di sebut Uli Lima (persekutuan lima bersaudara) dan Uli Siwa (persekutuan Sembilan bersaudara).

Persekutuan Uli Lima dipimpin oleh Ternate dengan anggota Ambon, Bacan, Obi, dan Seram. Sementara Uli Siwa dipimpin oleh Tidore dengan anggota Makean, Halmahera, Kai dan pulau- pulau lain hingga ke Papua bagian Barat. Kedua persekutuan tersebut berselisih dalam menguasai perdagangan rempah-rempah.

Persaingan Uli Lima dan Uli Siwa

Sejak 1510-an bangsa-bangsa Eropa telah merasuki antara kedua persekutuan tersebut. Portugis adalah negara pertama yang memasuki wilayah Maluku pada tahun 1512 dan menjadikan Kerajaan Ternate sebagai sekutu dan membangun Benteng Sao Paulo. Lalu pada tahun 1521 Spanyol datang ke Maluku dan menjadikan Kerajaan Tidore sebagai sekutunya.

Kedatangan Portugis dan Spanyol ke Maluku ini karena mereka ingin menguasai dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Sumber rempah di Ternate dan Tidore mendorong pada pedagang asing untuk datang. Banyak pedagang asing maupun nusantara datang ke Maluku. Karena ini juga aspek-aspek kehidupan masyarakat Maluku terpengaruh, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

Persekutuan Uli Lima dan Uli Siwa

Kedatangan Portugis malah memperburuk keadaan sehingga Sultan Hairun dari Kerajaan Ternate melakukan perlawanan. Pertempuran tersebut berlangsung dari tahun 1550 hingga tahun 1570 dengan ditangkapnya Sultan Hairun. Setelah itu Sultan Hairun dilepaskan, namun beliau dibunuh saat ia berkunjung dengan membawa pesan damai ke benteng Portugis.

Mengetahui Sultan Hairun dibunuh, putra Sultan Hairun, Sultan Baabullah kembali melakukan perlawanan terhadap Portugis. Hingga akhirnya Portugis menyerah karena kekurangan makanan. Benteng Portugis pun jatuh di tangan Sultan Baabullah di tahun 1575. Kemudian Kerajaan Tidore juga mencapai masa kejayaannya di bawah pimpinan Sultan Nuku. Kerajaan Tidore sepakat untuk menyingkirkan Portugis dari Maluku karena sudah menyadari akal politik Portugis yang ingin mengadu domba Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore agar dia bisa menguasai dan memonopoli perdagangan rempah- rempah di Maluku.

Penutup

Uli Lima dan Uli Siwa terbentuk karena adanya persaingan dagang antara dua kejaraan yaitu Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore. Kedua kerajaan tersebut berkembang menjadi kuat dan makmur, sehingga mereka saling bersaing dan terbentuklah Uli Lima yang dipimpin oleh Kerajaan Ternate dengan anggota Ambon, Bacan, Obi, dan Seram, Uli Siwa yang dipimpin oleh Kerajaan Tidore dengan anggota Makean, Halmahera, Kai dan pulau- pulau lain hingga ke Papua bagian Barat.

Peran dari Uli Lima dan Uli Siwa terhadap perdagangan rempah ini sebagai persekutuan yang mengembangkan perdagangan rempah-rempah di Maluku dan mempertahankan wilayah Maluku dari Portugis dan Spanyol yang ingin menguasai dan memonopoli perdagangan di Maluku. Walaupun awalnya mereka bersaing tetapi mereka kembali bersatu setelah menyadari bahwa mereka di adu domba oleh bangsa Eropa yang masuk dan mempertahankan wilayah Maluku. Uli Lima dan Uli Siwa sangat berperan terhadap perdagangan rempah-rempah di Maluku, karena jika tidak ada persekutuan ini, mungkin saja Portugis dan Spanyol sudah menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku.

 

Sumber:

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/03/06/p55i0q313-rempahrempah-kedatangan-eropa-dab-blokade-utsmaniyah

https://travel.detik.com/travel-news/d-5060780/sejarah-kerajaan-ternate-tidore-kesultanan-islam-di-tanah-maluku

 

Posting Komentar

0 Komentar